HIDUP CERIA
  • Home
  • About Us
  • Contact Us
  • Event
  • Facilitators
    • David Budi Wartono
    • Mita Sampepajung
    • Hanifah Salim
    • Yolanda Dwi Kartikasari
  • Practitioners
    • David Budi Wartono
    • Mita Sampepajung
    • Yolanda Dwi Kartikasari
    • Fransiska Sutanto
    • Hanifah Salim
    • Arum Sekarwangi Tunjungsari
    • Santi Kertadinata
    • Lineation Team
  • Jadwal Kelas
    • David Budi Wartono
    • Mita Sampepajung
    • Hanifah Salim
    • Yolanda Dwi Kartikasari
  • Testimoni


Halo, namaku Uwien. Hari ini aku ingin berbagi kisah. Kisah kebangkitanku, dari rasa yang selama ini menarikku untuk terus menyembunyikan kemampuanku, dan hanya tampil sebagai 'Uwien yang biasa saja". Yang emak tiga anak, istri dan ibu rumah tangga biasa saja. 

Dimulai dengan ikut kelas Bars yang difasilitasi oleh dokter David Budi Wartono.
Jangan dulu membayangkan bahwa aku mengikuti kelas ini dengan penuh semangat, loh, ya! Sembilan puluh persen, ya, 90% rasa kantuk menyergapku saat belajar Bars. Ngantuk, tuk, tuk! Ngeblank. Apalagi aku tuh ga pandai bahasa Inggris, otomatis banyak bengongnya donk! 

Sama sekali ga ngerti apa yang dibahas, terlebih Access Bars ini adalah sesuatu yang sangat sangat baru bagiku. Haduuuh! Gawat. Mau bertanya, tapi ragu dan MALU. Ntar kalo nanya dan pertanyaannya terkesan konyol, bisa dinilai lemot, deh! Padahal..., pertanyaan apapun di kelas-kelas Access, adalah hal yang lumrah dan tetap dihargai. Huuuh. 

Dan..., yang lebih parah lagi, selain rasa kantuk yang menyergap, aktivitasku yang lain di kelas saat itu adalah menyerap emosi peserta lainnya, sehingga ketika mereka sedang bercerita, aku pun dengan 'sempurna' menyerap emosi itu. Cerita sedih,  maka aku pun dengan sukses mewek. Cerita lucu, aku pun tergelak. Ya Allah.... Mengapa aku seperti ini?

Perjalanan panjang dan berliku pun dimulai. Tak mudah. Karena setiap ingin ikutan swap (bertukar energi dengan saling praktis Bars), aku pun terkendala oleh rasa malas dan ragu. Mau ikut kelas lainnya, apalagi? Ragu, malas, dan pertanyaan yang selalu mencegahku adalah, perlu enggak sih ikut kelas ini? Sisi lain diriku selalu "menyerang" dan bikin drama supaya gak ikut kelas. 

Padahal uangnya ada tapi eman-eman (sayang) buat ikut kelas. Terus pada akhirnya uang yang udah disiapin buat kelas malah habis buat foya-foya 😂  Aku masih inget, ikut swap Bars beberapa kali selama 2 tahun itu, waktu mau clearing yang ditanyakan selalu sama. Gak sadar-sadar pula. Plaakk!  

As I acknowledged, mulai kerasa perubahanku adalah ketika ikut challenge IPOV (itu pun mau klik JOIN tuh ragu-ragu banget, maju-mundur cantik). Apa itu IPOV, TTTE gak ngerti apaan. 

Tapi akhirnya aku beranikan diri klik Join sambil merem), haha. 

Lebih kurang bulan lalu, aku jebol benteng pertama unawareness-ku dan semua keraguan menuju awareness dengan IPOV. Ah iya, IPOV ini adalah kepanjangan dari Interesting Poin of View. 
IPOVku saat itu adalah interesting point of view I have this POV bahwa aku selalu ragu-ragu saat belajar access/awareness.

"IPOV I have this IPOV aku malu bertanya karena pasti dianggap bego'. 

Oh God!  Itu aku bener-bener 'lahiran'. Thanks Dokter dan Miss Damma yang waktu itu "nge-bidan-in". 

Aku gempur tameng-tameng yang nge-block diri sendiri dengan IPOV sampe pusing-pusing, mual-mual, muntah-muntah. 

"IPOV I have IPOV aku males banget baca buku bahasa Inggris" 
"IPOV I have this IPOV gak ngerti sama clearing-clearing bahasa Inggris, aku gak bisa bahasa Inggris." "IPOV I have this IPOV aku pasti diketawain karena pelafalan bahasa Inggrisku yang gak bagus." 

dan maaasiiiih banyaaaak lagi IPOV-IPOV yang keluar dan berhasil aku buang. 

Yang paling besar "IPOV aku punya POV aku masih suka drama-drama kehidupan, suka jadi pemain sinetron, kalo nggak drama nggak nangis-nangis nggak asyik."

Hahaha ngakak deh kalo sekarang, kalo waktu itu nangis dan muntah-muntah sampe mata merah dan bengkak, udah kek zombie. 

Beberapa hari ikut IPOV, aku choose challenge 30 hari giving+receiving Bars tanpa putus. 
Swap sama anak gak cukup, aku butuh received dari orang lain. Jadi tiap hari bolak-balik ke klinik pake gojek. Ninggalin 3 anak di rumah sendiri. Bodo amat sama judgment tetangga (di-IPOV-in aja hehe). 

Dan berapa biaya PP kalo dihitung? Bisa buat beli beras 1 kwintal lebih. Tapi gak aku pikirin itu mah. Dari Challenge 30 hari Bars itu mulai kebuka satu-satu yang jadi limitasiku. Huhuhu. Nangis terharu.  Gratitude. Pengen pelukin satu-satu partner swap di klinik dan temen-temen Access Consciousness karena telah berkontribusi banyak ke aku. 

Tiga puluh hari kelar, ikut challenge apa lagi ya? Lalu memilih ikut kelas BP DEFG. Kemudian challenge diri sendiri giving receiving BP 30 hari. Baru jalan 2 mingguan, terjeda oleh mudik, nanti setelah lebaran mulai lagi challenge BP-nya) 

Setelah itu apa lagi ya? Pas banget dokter David lempar pertanyaan di grup, siapa yang mau challenge bla bla bla. Tanpa pikir panjang, aku challenge diri sendiri EJG (All of life comes to me with ease joy and glory). JAM 5 PAGI PULA! 

Challenging banget karena aku tidur jam 1 atau jam 2 bahkan sampe subuh setelah selesai nulis. Waktu itu pilih EJG jam 5 pagi alesannya aku sering bangun kesiangan. Kebiasaan sholat Subuh sering terlewat. (wah, ini IPOV juga ternyata. 'IPOV aku punya IPOV kalo bangun siang itu gak baik, bikin males sepanjang hari, gak bagus buat tubuh, rejekinya dipatok ayam") hahaha.  

Tapi ternyata setelah dijalani, perubahannya lebih dari yang aku bayangkan. Pagi hari jauh lebih fresh & semangat, produktif nulis, kerjaan lancar, badan lebih sehat & bugar meskipun tidur dini hari. Terus ikut challenge-challenge dari teman-teman lainnya. 

Makin kebuka banyak hal termasuk MENERIMA DIRI SENDIRI, menerima ability, mengakui potensi. Sejauh ini, aku mengakui perubahanku, aku happy dan bangga sama effort-ku. Bye aku yang dulu. 

Bye bye Uwien yang pendiam banget, pemurung, jarang senyum. 
Bye-bye Uwien yang pundungan, yang cengeng dikit-dikit nangis. 
Bye-bye Uwien yang ketergantungan sama paracetamol. 
Bye-bye Uwien yang menolak dikagumi orang. 

Selanjutnya apa ya? What else is possible? How does it get any better than this? 
I am so grateful to be part of this beautiful vibe! Thank you, Access Consciousness. 

Salam,
Uwien.
Reach me here.
Blog dan IG



Santi Kertadinata
Praktisi Access Consciousness Indonesia

Halo, nama saya Santi. 
Saya praktisi Bars yang tinggal di Bogor. Menarik dan bersyukur sekali saya mengenal Access Consciousness. Sebuah modalitas yang telah membantu saya dengan begitu mudah dalam mengenal, menggali potensi dan memberdayakan diri. 

Access Bars sebagai core dari Access Consciousness dapat mendelete sampah mental tanpa curhat panjang lebar, cukup disentuh, dan sesudahnya kepala tuh enteng banget. Sesimpel itu, hasilnya?
Wow, luar biasa! 

Dulu sebelum mengenal Access, emosi, perasaan dan pikiran sering berubah. Dari yang happy kemudian sedih nggak jelas. Sebelum mengenal Access, saya mengklaim kalau apa yang dirasakan itu milik saya. Pengen banget membebaskan diri dari emosi dan mood swing yang kadang menggangu ini. Tapi gimana caranya?? 

Ah, jawabannya ternyata di sini! Access Consciousness. Yup! 
Diawali dengan mengikuti kelas Access Bars dan bergabung ke dalam komunitas Access yang digagas oleh dr. David, sudut pandang saya mulai banyak berubah. Disini saya mendapatkan pengetahuan baru bahwa hampir 90% pikiran kita bukanlah milik kita. 

Perasaan, emosi dan pikiran yang meloncat-loncat itu sebenarnya kita sadari dan bukan kita serap, lho. Seorang empath bukanlah seperti spon yang menyerap emosi orang lain, apalagi menyerap sampah mental orang lain. 

Kita hanya menyadarinya. Dan bila itu semua bukan milik kita, dengan tools dari Access perasaan, emosi dan pikiran itu kita kembalikan kepada pemiliknya dengan tambahan kesadaran. Emosi saya pun kembali stabil lagi. 

Seperti sepenggal pengalaman yang pernah saya alami, suatu ketika saya sedang sarapan pagi, tiba-tiba rasa sedih muncul, nyaris menangis. Eh, kan, ada tools dari Access, dengan bertanya "who does this belong to?" 

Begitu dicek sedih yang saya rasakan rupanya bukan milik saya dan rasa sedih itu saya kembalikan kepada pengirimnya dengan tambahan kesadaran. Hantaran energi halus keluar dari tubuh. Ajaib, nggak pake lama rasa sedih itu hilang. Nggak kebayang deh kalau saya nggak pakai tool-nya, saya bisa terpengaruh emosi tersebut yang bisa membuat hidup nggak ceria sepanjang hari. 

Sejak kecil saya peka terhadap energi dari emosi orang lain. Ketika orang disekitar sedang marah walaupun tampak dari luar terkesan biasa saja, rasanya itu nggak nyaman dan bisa membuat saya uring-uringan. 

Saya sempat meminta ke Universe kalau saya nggak mau kemampuan ini (membaca pikiran dan perasaan orang lain) karena mengganggu. Nah, di Access inilah saya mulai mengenal diri bahwa itu adalah salah satu potensi. Dengan tools dari Access saya belajar bagaimana diri kita untuk tidak terpengaruh dengan kondisi dari luar. 

Memilih bahagia tanpa syarat dan kondisi dari luar dan menjadi diri sejati kita. Disini saya bertemu teman-teman dalam berbagai profesi yang sama 'anehnya' hahaha dan senang sekali bisa saling berkonstribusi satu sama lain. 

Ada satu pengalaman lagi yang bisa saya bagikan disini. Suatu ketika HP saya sering error, sedangkan saya memerlukan HP untuk mobilitas dan berkreasi di media sosial. Ketika melirik saldo tabungan belum cukup untuk membeli HP baru, saya ask ke universe perlu hp. 

Tak terpikir HP merek apa, belinya kapan. Meminta ke Universe HP yang berkontribusi dan bisa lebih berkarya lagi. Nggak lama kemudian, saudara saya menghadiahi sebuah HP. Senang dan bersyukur jadi satu. Ah, hidup ini indah dan penuh dnegan berbagai possibilitas, asalkan kita mau menyadari, menerima dan mengijinkannya untuk terbuka. 

Terimakasih kepada dr. Dave sudah begitu banyak memfasilitas kami. 
Terimakasih dan bersyukur bertemu dengan kalian teman-teman dalam perjalanan hidup ini.

Salam,
Santi Kertadinatas.
Reach me at my Instagram account; @santi.access


Halo, temans! 

Aku ingin berbagi cerita tentang uang! 
Yang kejadiannya baru banget nih. 
Jadi tuh, beberapa hari lalu, aku menerima uang (dengan ease/mudahnya) sejumlah IDR. 3.060.000,- (angka yang unik ini punya story tersendiri. Hehe. 

Jumlahnya gede apa kecil? Ini mah relatif ya? 
Dan intinya bukanlah soal jumlahnya, tapi bagaimana to receive the money, maka dia akan bener-bener datang ke kita! 

Gary Douglas (the founder of Access Consciousness) berkata, "Money isn't the problem, You are!" 

Ini keren dan tepat banget! 
Dulu aku hanya "tau" kalimat itu, berulang-ulang membacanya, bahkan hapal, tapi didn't get it! 
Dan...? 
Ya ampun, sekarang aku bukan sekedar "tau", tapi..., telah dibuatnya TAKJUB! 

Bagaimana kubisa menerima uang itu? 
Begini CERITA-nya! 

Mengikuti IPOV challenge 100 days yang diinisiasi oleh Dr. Dave membawa banyak perubahan dalam kehidupanku, dalam banyak sisi yang kusebut sebagai "kepingan-kepingan puzzle", dan bahkan secara keseluruhan. Juga memilih untuk bergabung dalam clearing challenge "show me the money" yang di-create oleh Pak Rahmad Barus adalah juga "sesuatu" banget. 😯 

Aku baru bergabung pada hari kesekian belas, karena sebelumnya pada jam-jam pagi hari aku ada "seremoni" terkait yoga (breathing exersice, dll). Yap, semuanya ada waktunya.... 

Kemarin tema IPOV-nya adalah: "Sudut pandang apa tentang semua penghakiman yang berkaitan tentang uang dan saya yang sudah tidak berfungsi lagi untuk saya?" Di awal sesi , semua IPOV yang dr. Dave sampaikan itu banyak banget yang milikku ("tertangkap" oleh dr Dave😊) 

Banjir IPOV dan aku "pop up" bahwa ternyata aku melimitasi diri untuk menerima uang dengan ease, melimitasi possibilities sumber uang dan melimitasi diriku untuk "receiving money". Punya segudang penghakiman dan POV tentang uang, bahwa uang itu gak bisa didapat dengan ease. 

Aku baru menyadari bahwa ternyata aku melimitasi diriku tentang uang dalam berbagai wujud, bahwa uang hanya bisa diperoleh dari pekerjaan/bekerja, bahwa uang gak bisa diperoleh dengan "gratis" (baca: ease) , bahwa uang adalah aset utama (padahal aset utama itu kan diriku sebagai infinite being😁) 

Proses "ujian" tentang money ini buatku sangat panjang dan finally kemarin berhasil terbuang! 
Di sisi lain .... Bergabung dalam clearing challenge show me the money selalu menggelitik membarui awareness tentang bagaimana jika kamu bersedia kehilangan semua dan mendapatkan semua? 

Ini dalaaaam dan nunjeb banget!! Merelakan semua dan melepaskan semua (termasuk uang) dan mendapatkan semua. 

How come? 

Itulah yang terjadi padaku. Ketika aku bersedia, maka bagian selanjutnya adalah karya semesta yang membuatku terpana😯😯. 
How does it get any better than that? 

Aku bersedia menerima uang dari manapun dengan mudah /ease. Aku bersedia menjadi apapun. Aku mau menerima keajaiban hari ini. 

Who am I today?
What grand and glorious adventure I have today? 

Ini adalah 'mantra' dari Dokter Dave yang setiap bangun tidur - pagi hari rutin aku ucapkan. 
Dan...? 

Dan terjadilah! 
Uang datang padaku dengan mudah, riang dan mulia. Gratitude🙏 

Bagiku, perjalanan hidupku adalah "kelas" Acces Consciousness yang sesungguhnya. 
Kelas adalah penting, swab juga penting, challenge pun penting, dan practise ... ini juga penting. Practice adalah "koentji"😁 

Mau terima uang Rp. 3.060.000 setiap hari? 
Mau terima uang lebih dari Rp. 3.060.000 setiap hari? 
Mau menerima uang sebanyak- banyaknya setiap hari? 
Buang limitasi diri! G 'menghampirinya' dengan mudah dan ajaib!



Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

ABOUT ME

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Apa itu Access Consciousness?
  • Apa itu Access Bars?
  • Clearing Statement
  • 3 Tips Menghadapi Orang yang Njelimet
  • Baksos - FREE Sesi Bars - Dalam Rangka Menyambut Event Bars Global Sedunia
  • Baksos BARS - Memperingati Hari Kesadaran Pencegahan Bunuh Diri Sedunia
  • Testimoni Lily Tasman Tentang Kelas Talk to The Entities
  • Talk to The Entities - Hayo, Siapa yang Berminat Gabung?
  • Apakah Access itu Sejenis Kultus/Pemujaan?
  • Perlu Ga sih, Repeat Kelas-kelas Access Consciousness?

Categories

  • bars 5
  • Blog 8
  • Body Process 5
  • event 3
  • facilitator 1
  • Info 1
  • jadwal 2
  • kelas 5
  • location 1
  • mitasampepajung 1
  • Testimoni 7
  • tools 1
  • welcome 1
Powered by Blogger.

3 Tips Menghadapi Orang yang Njelimet

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2021 (16)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ▼  May (3)
      • Uwien - Access Membantuku Untuk Bangkit dan Penuh ...
      • Santi Kertadinata - Hidup ini Penuh dengan Possibi...
      • Joelia - Ketika Uang Hadir Secara Mudah dan Ajaib
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2020 (14)
    • ►  November (4)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)

Popular

  • Apa itu Access Bars?
    Apa itu Access Bars?
    Awal mulanya Access Consciousness hanya menawarkan kelas Access BARS saja, dan hingga hari ini Access BARS tetap menjadi fondasi dan in...
  • Apa itu Access Consciousness?
    Apa itu Access Consciousness?
    Apa itu Access Consciousness?  Sudah pernah atau malah sering mendengar tentang Access Consciousness? Untuk yang masih penasaran tentang ap...
  • Baksos - FREE Sesi Bars - Dalam Rangka Menyambut Event Bars Global Sedunia
    Baksos - FREE Sesi Bars - Dalam Rangka Menyambut Event Bars Global Sedunia
    Hai,   Menyambut event global Bars sedunia di bulan Januari, kami praktisi Access Bars se-Indonesia melaksanakan bakti sosial untuk siapa pu...

Oddthemes

Copyright © HIDUP CERIA. Designed by OddThemes